Saat ini, sebagaimana kita ketahui dan rasakan, banyak sekali terjadi perubahan dalam proses dan operasional bisnis. Terencana maupun terpaksa. Dengan tingkat kedalaman yang biasa –hanya melakukan apa yang seharusnya– ataupun yang radikal.
Pemicunya macam-macam. Dari sisi ekonomi: keterpurukan ekonomi karena pandemi. Politik dan hukum: larangan pertemuan tatap muka. Larangan acara yang bersifat mengumpulkan massa. Bagi yang biasa berceloteh di depan khalayak ini menjadi masalah.
Dari aspek pasar, penurunan daya beli konsumen. Karena pendapatan turun. Karena harga hasil panen turun. Karena (misal) produknya di ekspor. Pasar ekspor lesu (lagi-lagi) karena pandemi.
Silakan diingat perubahan teknologi, sosial budaya, di industri kita. Nggak usah jauh-jauh, selama 2020-2021 ini saja.
Dalam hal yang bersifat operasional: pertemuan. Dengan tim atau dengan pelanggan. Lebih banyak daring daripada tatap muka langsung. Rasanya tentu beda.
Pun dengan proses bisnis. Yang biasa disebut transformasi. Baik yang sifat inisiasi atau mandatori.
Perubahan yang radikal, seperti merger perusahaan. Atau sentralisasi fungsi ke induk usaha. Atau menyapih bahkan menutup bisnis yang tidak menguntungkan.
Perubahan mengubah objek perubahan. Yang sadar akan menyiapkan dan rela segera berubah. Yang tidak atau kurang sadar, akan terpaksa diubah.
Kesempatan Berbuat
Kondisi ini sebenarnya merupakan momentum. Untuk menstandardisasi apa yang sebelumnya jauh panggang dari api. Mengusulkan sesuatu yang lebih ideal.
Dalam kondisi krisis seperti ini, usulan apapun akan dipertimbangkan. Karena bisa jadi banyak orang tampaknya juga terkaget-kaget.
Nyaris tidak tahu apa yang harus dilakukan. Seperti orang tenggelam. Apapun yang muncul di permukaan akan disambar. Tapi usulah yang baik-baik. Baik secara tujuan dan isi.
Beda jika nanti kondisi menjadi lebih “stabil” lagi. Kita akan ditantang dengan banyak pertanyaan. Karena mengubah yang stabil.
Contoh! Menambah tenaga penjual saat kondisi stabil, ampun-ampun. Mungkin saat ini bisa lebih mudah, sing penting tujuannya meningkatkan penjualan.
Ngusul insentif bagi tenaga penjual setengah mati. Dulu. Mungkin saat ini lebih bisa. Atau lebih sulit. Ini perubahan, tidak ada yang tahu pasti.
Iklan di TV. Dulu, belum pernah. Saya belum pernah lihat iklan pupuk, pestisida, atau pertanian di TV swasta Nasional. Saat ini, mungkin bisa. anggaran promosi tatap muka banyak yang diparkirkan.
Ayo siapa yang punya usul. Silakan tinggalkan komentar di bawah.
(Wiyanto Sudarsono)
Bacaan:
Momentum, 18 Kunci Utama Penggerak Bisnis. Hermawan Kartajaya. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta: 2019.