Seri-14, Mendengarkan untuk Melayani

Ada banyak hal yang menghalangi kita dalam mendengarkan. Sebagiannya tampak sepele. Sebagiannya, sebagai pendengar, kita bisa menyalahkan pembicara. Meski, jika kita ingin mendengarkan penjelasan, kita masih ada kesempatan bertanya.
Kebingungan
Tidak jarang kita mendapati istilah yang tidak dapat dipahami ketika mendengarkan. Baik karena istilah yang khusus dalam bidang tertentu. Atau karena istilah tersebut dari bahasa asing.
Tidak sedikit kita mendapati pembicara menggunakan bahasa Indoensia yang disisipi bahasa asing/campuran. Baik karena tidak ada padanan katanya, atau karena pembicara lebih sering dengan kebiasaannya itu. Bahasa asing campuran disini bisa Indonesia-Inggris, Indonesia-Jawa, Indonesia-Sunda.
Penghalang mendengarkan, bahkan bisa karena diucapkan dengan logat, kebiasaan, dan kecepatan tertentu. Bahkan ketika disisipi partikel khas daerah yang tidak kita pahami.
Solusi dari hal ini adalah bertanya. Catat dan tanyakan atas hal-hal, istilah dan penyampaian yang tidak jelas atau membingungkan kita. Jangan sungkan atau malu bertanya. Bahkan untuk istiah yang sepele, yang kita tidak tahu. Pikiran yang menghantui kita adalah kekhawatiran kita dianggap tidak cakap. Dan membayangkan orang lain akan berpikir: “begitu saja ditanyakan.”. Atau pandangan “dungu amat, istilah begitu saja tidak tahu”. Tidak ada kehinaan dalam bertanya. Bahkan, bertanya adalah separuh pengetahuan.
Kebingungan atau ketidakjelasan dapat juga karena ketidaklengkapan isi pembicaraan. Karena pembicara memulai dari tengah, tidak urut. Atau pernah ada pembicaraan sebelumnya, yang kita tidak hadir. Bertanya dan meminta untuk disampaikan secara singkat pertemuan sebelumnya, adalah hal yang sah saja untuk dilakukan.
(WS)
Mungkin masih memegang adab dan etika bertanya. Memang kata “khawatir” adalah hantu nya
Kata adalah mutiara, dan diam adalah emas
Allahu a’lam
Terima kasih.