“Di unit kerja ini tidak ada senioritas (pembedaan senior junior), tapi sebagai junior, harus bisa mengambil perasaan“. Demikian kelakar kami ketika ngobrol bareng. Lintas angkatan masuk kerja. Dalam tim di suasana gembira.
Hubungan senior-junior, atasan-bawahan, leader/Pimpinan-anggota tim, bahkan dengan rekan kerja, akan bisa tidak baik jika tidak dewasa bersikap.
Saya lebih tertarik pada sebuah hubungan memunculkan situasi dan kondisi saling menasihati. Dari dan kepada siapapun dalam tim dan lingkungan kerja.
Syukur saya kepada Allah. Saya memiliki beberapa sahabat, kawan, rekan kerja yang bersedia menasihati saya. Ada yang lebih senior dari saya dan ada uang lebih muda.
Saya melihat, pada posisi atau level manajerial tertentu, budaya menasihati itu hilang, luntur. Orang akan enggan menasihati kita. Dan kita seolah sungkan menasihati kawan sahabat, rekan kerja atau atasan. Respon atas nasihat sebelumnya sering kali jadi alasan. Atau pandangan “seharusnya ia paham” juga menjadi pembenaran.
Makin tinggi level seseorang seolah akan makin sendiri. Orang akan sungkan menasihati. Menggunjingkan mungkin iya. Seolah jika tepat adalah sudah sepantasnya, jika salah adalah bahan gosip menarik.
Nasihat itu dapat berupa pandangan lain dari yang kita ungkapkan. Bisa menunjukkan kelemahan atau kesalahan pendapat kita. Bisa berupa saran perbaikan. Bisa berupa kritik dan sindiran.
Nasihat disampaikan kepada orang yang dituju, baik langsung atau melalui perantara. Perantara diperlukan, ketika nasihat langsung bisa jadi nasihat tidak sampai. Kalau disampaikan ke orang lain dengan harapan hanya “keseruan” membahas inilah namanya menggunjing. Astaghfirullah.
Nasihat untuk kebaikan pribadi. Atau nasihat untuk kebaikan unit kerja dan perusahaan.
Saya lebih suka menyebut dengan nasihat. Meski kawan saya ada yang lebih senang menyebutnya berbagai —sharing–. Ketika menyampaikan sesuatu pendapat untuk kebaikan lawan bicara: itulah nasihat. Jika dilingkungan dan terkait perkejaan, ya nasihat kerja.
Semoga kita semua menjadi golongan saling menasihati.
“Demi Masa, sesungguhnya manusia benar-benar berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan beramal saleh serta saling menasihati untuk kebenaran dan kesabaran.“
(Al-‘Aṣr [103]:1-3)
(Wiyanto Sudarsono)