Posted on Leave a comment

Pilar Kewarganegaraan (2) – Pengembangan Masyarakat

Seri ketujuhbelas, Serial Jualan dengan Karakter

Prinsip #17, Libatkan masyarakat sekitar Kita untuk meningkatkan kesejahteraan mereka

Industri, atau bisnis, apapun itu membutuhkan masyarakat. Tidak bisa berdiri sendiri. Sebagai sumber faktor produksi -misal tenaga kerja atau bahan baku- atau sebagai pasar.

Untuk kelangsungan bisnis yang berkesinambungan, hubungan dengan masyarakat harus baik. Harus berorientasi masa depan. Dan masyarakat sekitar kita juga harus sejahtera. Kita harus berpikir ke arah sana. Sebagaimana kita ingin sejahtera.

Pertanian, atau lebih luasnya agroindustri, sangat dekat dengan itu. Dengan masyarakat dan lingkungan. Karena itu, saya senang berada di lingkungan industri yang memiliki misi pengembangan masyarakat.

“Mengembangkan potensi usaha untuk mendukung industri kimia nasional dan berperan aktif dalam community Development”. Demikian bunyi dari misi ketiga sebuah perusahaan pupuk nasional.

Misi itu bukan sekedar tulisan. Dalam Praktiknya pun demikian. Dengan CSR jelas. Karena kewajiban. Namun, unit pemasaran perusahaan tersebut tampaknya juga sadar akan hal itu.

Karena itu, unit pemasaran mereka melaksanakan Pelatihan Anak Tani Remaja (Patra). Seingat saya sudah tiga kali. Setahun sekali. Dengan format yang berbeda.

Melatih anak tani (putra-putri petani) menjadi salah satu pengembangan masyarakat. Selain juga menjamin keberlangsungan keberadaan petani. Kegiatan ini juga menjamin ketersediaan pasar bagi produk perusahaan tersebut.

Pemilihan anak Petani remaja ini saya nilai tepat. Tepat sebagai sasaran program. Pertama, remaja, sebentar lagi dewasa. Sudah bisa mengambil keputusan. Dan dihargai pendapat dan keputusannya. Di dalam keluarga. Di desanya.

Kedua, para Petani sudah banyak yang tua. Mau tidak mau harus di delegasikan. Atau diwariskan.

Ketiga, ayahnya atau petaninya, sehari hari memiliki kesibukan dengan sawah, kebun, atau ternaknya.

Dan keempat, usia lebih mudah dinilai lebih mudah menerima inovasi dan mengadopsi teknologi.

Pelatihan bagi anak Tani remaja ini
seperti menyediakan pelari estafet bagi pasar produk. Pelatihan ini juga ibarat mempersiapkan pasar masa depan.

Berkontribusi untuk masyarakat sekaligus meningkatkan penjualan.

Secara lingkup kecil, tiap-tiap penjual, semestinya berfikir yang sama. Mengembangkan masyarakat. Mencerdaskan mereka. Menyejahterakan mereka. Sehingga penjual bisa lebih di cinta.

Kalau sudah cinta. Paite kopi rasane legi.

(Wiyanto Sudarsono).

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *